SKL UN 2010






New Page 1




Jika menginginkan SKL UN 2010


Silakan Download disini







by www.nusantaraku.wordpress.com
Depdiknas

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sekolah dipercepat menjadi minggu ke-3 Maret 2009. Informasi pelaksanaan UN SMP-SMA 2010 didasarkan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No 74 dan 75 tahun 2009 tentang UASBN SD/MI serta Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMK Tahun Pelajaran 2009/2010. Peraturan ini ditandatangani Menteri Pendidikan Nasional Prof. Bambang Sudibyo pada 13 Oktober 2009, seminggu sebelum diganti dengan Mendiknas Prof. Muh Nuh Kabinet Indonesia Bersatu II.

Jadwal tahun 2010 ini lebih cepat dari UN yang biasanya berlangsung pertengahan April. Hal ini disebabkan UN 2010 akan dilaksanakan 2 kali yakni terdiri dari UN utama dan UN ulangan. Siswa yang tidak lulus pada UN utama, bisa mengulang pada UN tahap kedua (enak dong..diberi kesempatan 2 kali).. UN ulangan dilaksanakan setelah pengumuman UN utama atau tepatnya 8 minggu setelah pelaksanaan UN utama. Berikut periode pelaksanaan UN 2010 :

  • Tingkat SMA/MA, SMALB, dan SMK :
    • UN Utama : minggu ke-3 Maret 2010.
    • UN Ulangan : minggu ke-2 Mei 2010.
  • Tingkat SMP/MTs dan SMPLB
    • UN Utama : minggu ke-4 Maret 2010
    • UN Ulangan : minggu ke-3 Mei 2010.

UN SMA/MA 2010 (Pelajaran, Jumlah Soal, Waktu dan Jadwal)

Berikut adalah mata pelajaran, jumlah soal dan waktu yang disediakan untuk UN Utama Tingkat SMA dan MA 2010.

UN 2010 SMA Program IPA



No Mata Pelajaran Soal Waktu Tanggal
1 Bahasa Indonesia (I) 50 120 menit Senin, 15 Maret 2010
2 Bahasa Inggris 50 120 menit Selasa, 16 Maret 2010
3 Matematika 40 120 menit Rabu, 17 Maret 2010
4 Fisika 40 120 menit Kamis, 18 Maret 2010
5 Kimia 40 120 menit Jum’at, 19 Maret 2010
6 Biologi (II) 40 120 menit Senin, 15 Maret 2010





UN 2010 SMA Program IPS



No Mata Pelajaran Soal Waktu Tanggal
1 Bahasa Indonesia (I) 50 120 menit Senin, 15 Maret 2010
2 Bahasa Inggris 50 120 menit Selasa, 16 Maret 2010
3 Matematika 40 120 menit Rabu, 17 Maret 2010
4 Ekonomi 40 120 menit Jumat, 19 Maret 2010
5 Sosiologi 40 120 menit Senin, 15 Maret 2010
6 Geografi (II) 40 120 menit Kamis, 18 Maret 2010





UN 2010 SMA Program Bahasa



No Mata Pelajaran Soal Waktu Tanggal
1 Bahasa Indonesia (I) 50 120 menit Senin, 15 Maret 2010
2 Bahasa Inggris 50 120 menit Selasa, 16 Maret 2010
3 Matematika 40 120 menit Rabu, 17 Maret 2010
4 Sastra Indonesia 40 120 menit Kamis, 18 Maret 2010
5 Sejarah /Antro (I) 40 120 menit Senin, 15 Maret 2010
6 Bahasa Asing Pilihan 40 120 menit Jum’at, 19 Maret 2010





UN 2010 SMK



No Mata Pelajaran Soal Waktu Tanggal
1 Bahasa Indonesia 50 120 menit Senin, 15 Maret 2010
2 Bahasa Inggris 50 120 menit Selasa, 16 Maret 2010
3 Matematika 40 120 menit Rabu, 17 Maret 2010
4 Teori Kejuruan - - -





UN 2010 MA




No Mata Pelajaran Soal Waktu Tanggal
1 Bahasa Indonesia (I) 50 120 menit Senin, 15 Maret 2010
2 Bahasa Inggris 50 120 menit Selasa, 16 Maret 2010
3 Matematika 40 120 menit Rabu, 17 Maret 2010
4 Ilmu Tafsir 40 120 menit Jum’at, 19 Maret 2010
5 Ilmu Hadist 40 120 menit Kamis, 18 Maret 2010
6 Ilmu Kalam (II) 40 120 menit Senin, 15 Maret 2010

UN SMP / MTs 2010 (Pelajaran, Jumlah Soal, Waktu dan Jadwal)

Berikut adalah mata pelajaran, jumlah soal dan waktu yang disediakan untuk UN Utama Tingkat SMP dan MTs 2010

UN 2010 SMP/MTs




No Mata Pelajaran Soal Waktu* Tanggal
1 Bahasa Indonesia 50 120 menit Senin, 22 Maret 2010
2 Matematika 40 120 menit Selasa,23 Maret 2010
3 B. Inggris 50 120 menit Rabu, 24 Maret 2010
4 IPA 40 120 menit Kamis, 25 Maret 201

UASBN SD/MI 2010 (Pelajaran, Jumlah Soal, Waktu dan Jadwal)

Berikut adalah mata pelajaran, jumlah soal dan waktu yang disediakan untuk UASBN Utama Tingkat SD dan MI 2010.

UN 2010 SD/MI




No Mata Pelajaran Soal Waktu* Tanggal
1 Bahasa Indonesia 50 120 menit Senin, 5 April 2010
2 Matematika 40 120 menit Selasa, 6 April 2010
3 IPA 40 120 menit Rabu, 7 April 2010

Keterangan:

  • Alokasi Waktu = waktu total UN (persiapan, ujian, dan selesai).Waktu Efektif UN adalah 120 menit (2 jam)
  • UN dilaksanakan mulai pukul 08.00-10.00 untuk setiap sesi pelajaran, dan kecuali mata pelajaran ke-2 (II) untuk tingkat SMA/MA yang dilaksanakan pada hari Senin bersama mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Standar Kelulusan UN 2010

Standar kelulusan UN 2010 sebenarnya sama dengan UN tahun 2009 yakni peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK tahun 2010 dinyatakan lulus jika:

  1. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya;
  2. khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.
Peraturan Pemerinta UNAS 2009-2010
Kepada seluruh siswa kelas 3 atau kelas 12 pada jenjang SMP/MTs/SMA/SMK/SMA-LB yaitu telah terbit standar kompetensi lulusan yang dimasukkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 75 tahun 2009 tentang UJIAN NASIONAL.
  1. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
  2. Yang dikeluarkan dalam Peraturan Menteri ini adalah standar kompetensi lulusan yaitu standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  3. Kisi-kisi soal Ujian nasional yang dilampirkan pada peraturan ini adalah acuan pengembangan dan perakitan soal ujian yang memuat standar kompetensi lulusan dan kemampuan yang diujikan.
  4. Hasil Ujian nasional dipergunakan untuk :
  • Pemetaan mutu satuan atau program pendidikan.
  • Seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya.
  • Penentuan kelulusan peserta didik dari program atau satuan pendidikan.
  • Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Perhatikan Pasal 4 ayat 5 :

Peserta didik yang belum lulus Ujian Nasional berhak mengikuti Ujian Nasional tahun pelajaran 2009/2010

Berkaitan dengan itu, perhatikan pasal 5 ayat 1 dan 2

  1. UN tahun pelajaran 2009/2010 dilaksanakan dua kali yaitu UN utama dan UN Ulangan.
  2. UN Utama untuk SMA/MA, SMALB, SMK dilaksanakan pada minggu ketiga maret 2010 (antara 15-20 Maret 2010)
  3. UN utama untuk SMP/MTs, SMPLB dilaksanakan pada minggu keempat maret 2010 (22-27 Maret 2010)
  4. UN Susulan dilaksanakan satu minggu setelah UN utama.
  5. Ujian praktik kejuruan untuk SMK dilaksanakan sebelum UN utama.

Mengenai Ujian Nasional Ulangan : Pasal 6

  1. Ujian Nasional ulangan untuk SMA/MA, SMALB, SMK dilaksanakan pada minggu kedua Mei 2010.
  2. Ujian Nasional ulangan untuk SMP/MTs, SMPLB dilaksanakan pada minggu ketiga Mei 2010.

Standar kompetensi Lulusan Ujian Nasional tahun pelajaran 2009/2010 merupakan irisan (interseksi) dari pokok bahasan kurikulum 1994, standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum 2004, dan standar isi (permen No. 22 Tahun 2006).

Pemindaian Lembar Jawaban Komputer (LJUN) SMA dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi Negeri.
Penskoran hasil UN SMP/MTs, SMA/MA, SMP LB, SMA LB, SMK dilakukan oleh puspendik Depdiknas dan disupervisi oleh BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan).

Syarat kelulusan :
memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.
Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.

Peserta Ujian nasiona diberi surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh sekolah/ madrasah penyelenggara Ujian Nasional 2009/2010.



Sumber : http://fisikarudy.com/2009/11/14/standar-kompetensi-lulusan-20092010/

Hukum Mendel 2

Hukum Mendel II adalah mengenai Pengelompokan Gen Secara Bebas (“Independent assortment of genes”) dan dikenal juga dengan Hukum Asortasi. Hukum ini berlaku ketika terjadi pembentukan gamet (peristiwa Meiosis) dimana gen sealel memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi) pergi ke masing-masing kutub. Dasar hukum Mendel II adalah penyilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter beda (=dihibrid atau polihibrid). Bila ada 2 pasang gen A-a dan B-b pada awal meiosis. Maka pada akhir meiosis akan terbentuk 4 macam gamet yaitu AB, ab, Ab dan aB. Gamet AB dan gamet ab disebut memiliki kombinasi/pengelompokan asli (=kombinasi parental). Sedangkan gamet Ab dan gamet aB disebut memiliki kombinasi/pengelompokan baru (=rekombinan). Disinilah berlakunya Hukum Mendel II yaitu saat terjadinya meiosis pada gametogonium yang memiliki genotipe double-heterozigot, triple heterozigot, dst.

Bila pasangan gen parental dihibrid adalah AABB dan aabb maka pasangan F1-nya adalah AaBb (double-heterozigot) dengan macam gamet F1 adalah AB, Ab, aB dan ab. Kombinasi fenotipe F1 adalah 4 kelas. Bila F1 disilang inter-se maka F2-nya adalah 4 x 4 kolom = 16. Bila pasangan gen parental trihibrid adalah AABBCC dan aabbcc maka pasangan F1-nya adalah AaBbCc (triple-heterozigot) dengan macam gamet F1 adalah ABC,Abc, AbC, Abc, aBC, aBc, abC dan abc. Ratio gamet F1 pada perkawinan trihibrid adalah 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1, artinya kesempatan untuk berasortasi antara ketiga gen dengan alel masing-masing adalah sama. Bila F1 disilang inter-se maka F2-nya adalah 8 x 8 kolom = 64. Dapat pula menggunakan cara “Garis Garpu” .

Gambar 2. Bagian-bagian kromosom

Untuk memudahkan anda untuk mengerti mengenai jumlah gamet akan timbul pada perkawinan mono, di, tri, polihibrid maka gunakanlah “rumus macam/jumlah gamet pada hibrid” yaitu 2n, dimana angka 2 menunjukkan bahwa pada setiap pasang alel (karakter berbeda akan terjadi 2 macam gamet. Huruf n menunjukkan jumlah pasangan alel yang heterozigot atau jumlah karakter beda / macam hibrid (jumlah sifat yang terlibat). Sedangkan “Rumus macam/jumlah kombinasi genotipe” adalah 3n.

Gambar 2. Bagian-bagian kromosom

Contoh dihibrid antara lain:

  1. Bulu hitam (C = coloured) pada marmot adalah dominan terhadap bulu putih (c). Bulu kasar (R = rough) pada marmot adalah dominan terhadap bulu halus (r). Genotipe mereka dianggap “murni” artinya double heterozigot sehingga bila F1 kawin inter-se akan didapat ratio genotipe dan fenotipe F2 adalah 9 hitam kasar : 3 hitam halus : 3 putih kasar : 1 putih halus.
  2. Bulu hitam (C = coloured) pada marmot adalah dominan terhadap bulu putih (c). Bulu pendek (L = long) pada marmot adalah dominan terhadap bulu panjang (l). Genotipe mereka dianggap “murni” artinya double heterozigot sehingga bila F1 kawin inter-se akan didapat ratio genotipe dan fenotipe F2 adalah 9 hitam pendek : 3 hitam panjang : 3 putih pendek : 1 putih panjang
  3. Sapi tak bertanduk (P = Bongkol/polled) adalah dominan terhadap sapi bertanduk (p). Warna kulit / bulu sapi yang merah (R = roan) adalah dominan tidak penuh terhadap warna bulu putih (r). Bila F1 kawin inter-se maka ratio fenotipe F2 adalah 3 : 6 : 3 : 1 : 2 : 1
  4. Rambut keriting pada manusia (Kr) adalah dominan terhadap rambut lurus / normal (kr). Kidal (kd) adalah resesif terhadap tangan normal/ kanan (Kd)
Struktur senyawa karbon

a. Keisomeran karena atom karbon asimetrik, keisomeran optik

Sebelum ada teori valensi, kimiawan/fisiologis Perancis Louis Pasteur (1822-1895) telah mengenali pengaruh struktur molekul individual pada sifat gabungan molekul. Ia berhasil memisahkan asam rasemat tartarat (sebenarnya garam natrium amonium) menjadi (+) dan (-) berdasarkan arah muka hemihedral kristalnya (1848).

Kedua senyawa memiliki sifat fisika (misalnya titik leleh) dan kimia yang sama, tetapi ada perbedaan dalam sifat optik dalam larutan masing-masing senyawa. Keduanya memutar bidang polarisasi cahaya, dengan kata lain mempunyai keaktifan optik. Rotasi jenis kedua senyawa, yang mengkur kekuatan rotasi kedua senyawa, memiliki nilai absolut yang sama, namun tandanya berlawanan. Karena molekul berada bebas dalam larutan, perbedaan ini tidak dapat dijelaskan karena perbedaan struktur kristal. Sayangnya waktu itu, walaupun teori atom sudah ada, teori valensi belum ada. Dengan kondisi seperti ini Pasteur tidak dapat menjelaskan penemuannya.

Di tahun 1860-an, kimiawan Jerman Johannes Adolf Wislicenus (1835-1902) menemukan bahwa dua jenis asam laktat yang diketahui waktu itu keduanya adalah asam α-hidroksipropanoat CH3CH(OH)COOH, bukan asam β- hidroksipropanoat HOCH2CH2COOH. Ia lebih lanjut menyarankan bahwa konsep baru untuk stereoisomer harus dibuat untuk menjelaskna fenomena ini. Konse baru ini menyatakan bahwa kedua senyawa yang memiliki rumus struktur yang sama dalam dua dimensu dapat menjadi stereoisomer bila susunan atom-atomnya di ruang berbeda.

Di tahun 1874, van’t Hoff dan Le Bel secara independen mengusulkan teori atom karbon tetrahedral. Menurut teori ini, kedua asam laktat yang dapat digambarkan di Gambar 4.4. Salah satu asam laktat adalah bayangan cermin asam laktat satunya. Dengan kata lain, hubungan kedua senyawa seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri, dan oleh karena itu disebut dengan antipoda atau enantiomer. Berkat teori van’t Hoff dan Le Bel, bidang kimia baru, stereokimia, berkembang dengan cepat.

(+)-asam laktat (-)-lactic acid

Gambar 4.4 Stereoisomer asam laktat.
Kedua isomer atau antipoda, berhubungan layaknya tangan kanan dan kiri

Pada atom karbon pusat di asam laktat, empat atom atau gigus yang berbeda terikat. Atom karbon semacam ini disebut dengan atom karbon asimetrik. Umumnya, jumlah stereoisomer akan sebanyak 2n, n adalah jumlah atom karbon asimetrik. Asam tartarat memiliki dua atom karbon asimetrik. Namun, karena keberadaan simetri molekul, jumlah stereoisomernya kurang dari 2n, dan lagi salah satu stereoisomer secara optik tidak aktif (Gambar 4.5). Semua fenomena ini dapat secara konsisten dijelaskan dengan teori atom karbon tetrahedral.

(+)-asam tartarat (-)-asam tartarat meso-asam tartarat

Gambar 4.5 Stereoisomer asam tartarat(+)-asam tartarat dan (-)-asam tartarat membentuk pasangan enantiomer.

Namun karena adanya simetri, meso-asam tartarat secara optik tidak aktif.

Latihan 4.2 Gliseraldehida Gambarkan perspektif gliseraldehida OHCCHOHCH2OH, gula paling sederhana, seperti cara yang ditunjukkan pada gambar 4.4.

Jawab.

Catat ada banyak cara lain untuk menggambarkannya.

b. Isomer geometri

Van’t Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat karena batasan rotasi di ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan untuk keisomeran optik. Isomer jenis ini disebut dengan isomer geometri. Dalam bentuk trans subtituennya (dalam kasus asam fumarat dan maleat, gugus karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari ikatan rangkap, sementara dalam isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang sama.

Dari dua isomer yang diisoasi, van’t Hoff menamai isomer yang mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain. Dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat. Hal ini cukup logis karena prosesnya harus melibatkan isomerisasi cis-trans yang merupakan proses dengan galangan energi yang cukup tinggi (Gambar 4.6).

Karena beberapa pasangan isomer geometri telah diketahui, teori isomer geometri memberikan dukunagn yang baik bagi teori struktural van’t Hoff.

asam fumarat asam maleat anhidrida maleat

Gambar 4.6 Isomer geometri asam maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus karboksil yang dekat, dan mudah melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).

Latihan 4.3 Isomer dikhloroetilena

Gambarkan rumus struktur semua isomer dikhloroetilena C2H2Cl2.

Jawab: Dua atom khlorin dapat terikat pada atom karbon yang sama, atau pada atom karbon yang

berbeda. Dan pada kasus yang kedua akan ada isomer geometri.


Struktur benzen

Struktur benzen menjadi enigma beberapa tahun. Di tahun 1865, Kekulé mengusulkan struktur siklik planar dengan tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan ganda yang terhubungkan secara bergantian. Strukturnya disebut dengan struktur Kekulé. Bukti struktur semacam ini datang dari jumlah isomer benzen tersubstitusi. Dengan struktur Kekulé, akan ada tiga isomer kresol, yakni, o, m- dan p-kresol (Gambar 4.7).

Struktur Kekulé tidak dapat menyelesaikan semua masalah yang berkaitan dengan struktur benzene. Bila benzene memiliki struktur seperti yang diusulkan Kekulé, akan ada dua isomer okresol, yang tidak diamati. Kekulé mempostulatkan bahwa ada kesetimbangan cepat, yang disebut dengan resonansi antara kedua struktur. Istilah resonansi kemudian digunakan dalam mekanika kuantum.

d. Struktur etana: analisis konformasional

Teori atom karbon tetrahedral dan struktur benzene memberikan fondasi teori struktur senyawa organik. Namun, van’t Hoff dan kimiawan lain mengenali bahwa masih ada masalah yang tersisa dan tidak dapat dijelaskan dengan teori karbon tetrahedral. Masalah itu adalah keisomeran yang disebabkan oleh adanya rotasi di sekitar ikatan tunggal.

Bila rotasi di sekitar ikatan C-C dalam 1,2-dikhloroetana CH2ClCH2Cl terbatas sebagaimana dalam kasus asam fumarat dan maleat, maka akan didapati banyak sekali isomer. Walaupun van’t Hoff awalnya menganggap adanya kemungkinan seperti itu, ia akhirnya menyimpulkan bahwa rotasinya bebas (rotasi bebas) karena tidak didapati isomer rotasional akibat batasan rotasi tersebut. Ia menambahkan bahwa struktur yang diamati adalah rata-rata dari semua struktur yang mungkin.

Di tahun 1930-an dibuktikan dengan teori dan percobaan bahwa rotasi di sekitar ikatan tunggal tidak sepenuhnya bebas. Dalam kasus etana, tolakan antara atom hidrogen yang terikat di atom karbon dekatnya akan membentuk halangan bagi rotasi bebas, dan besarnya tolakan akan bervariasi ketika rotasi tersebut berlangsung. Gambar 4.8(a) adalah proyeksi Newman etana, dan Gambar 4.8(b) adalah plot energi-sudut torsi.

Gambar 4.8 Analisis konformasional.

Dalam gambar (a) (proyeksi Newman), Anda dapat melihat molekul di arah ikatan C-C. Atom karbon depan dinyatakan dengan titik potong tiga garis pendek (masing-masing mewakili ikatan CH) sementara lingkaran mewakili arom karbon yang belakang. Keseluruhan gambar akan berkaitan dengan proyeksi molekul di dinding di belakangnya. Demi kesederhanaan atom hidrogennya tidak digambarkan (b) Bila sudut orsinya 0°, 120°, 240° dan 360°, bagian belakang molekul “berimpitan” eclipsed dengan bagian depan. Bila anda menggambarkan proyeksi Newman dengan tepat berimpit, anda sama sekali tidak dapat melihat bagian belakang. Secara konvensi, bagian belakang diputar sedikit agar dapat dilihat.

Bila sudut rotasi (sudut torsi) 0°, 60°, 120° dan 180°, energi molekul kalau tidak maksimum akan minimum. Struktur (konformasi) dengan sudut torsi 0° atau 120° disebut dengan bentuk eklips, dan konformasi dengan sudut torsi 60°atau 180° disebut bentuk staggered. Studi perubahan >struktur molekular yang diakibatkan oleh rotasi di sekitar ikatan tunggal disebut dengan analisis konformasional. Analisis ini telah berkembang sejak tahun 1950-an hingga kini.

Analisis konformasional butana CH3CH2CH2CH3 atas rotasi di sekitar ikatan C-C pusat, mengungkapkan bahwa ada dua bentuk staggered. Bentuk trans, dengan dua gugus metil terminal di sisi yang berlawanan, berenergi 0,7 kkal mol–1 lebih rendah (lebih stabil) daripada isomer gauche yang dua gugus metilnya berdekatan.

Hasil ini dapat diperluas ke senyawa-senyawa semacam pentana dan heksana yang memiliki lingkungan metilena tambahan, dan akhirnya pada poloetilena yang dibentuk oleh sejumlah besar metilen yang terikat. Dalam semua analisis ini, struktur trans, yakni struktur zig zag, adalah yang paling stabil. Namun, ini hanya benar dalam larutan. Untuk wujud padatnya faktor lain harus ikut diperhatikan.

Latihan 4.4 Analisis konformasional 1,2-dikhloroetana

Lakukan analisis konformasional 1,2-dikhloroetan dengan memutar di sekitar ikatan C-C dan menggambarkan proyeksi Newman sebagaimana diperlihatkan di Gambar 4.8(a).

Jawab:

Sebagai rangkuman, struktur senyawa karbon terutama ditentukan oleh keadaan hibridisasi atom karbon yang terlibat. Bila banyak konformasi dimungkinkan oleh adanya rotasi di sekitar ikatan tunggal, konformasi yang paling stabil akan dipilih.

Bila molekulnya memiliki sisi polar, faktor lain mungkin akan terlibat. Interaksi tarik menarik antara sisi positif dan negatif akan mengakibatkan struktur dengan halangan sterik terbesar lebih stabil. Dalam kasus asam salisilat, ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dan karboksi akan membuat struktur yang lebih rapat lebih stabil.

Sebagai kesimpulan, struktur senyawa karbon dapat dijelaskan dengan cukup baik bila berbagai faktor dipertimbangkan
Logam Alkali dan Alkali Tanah
Logam-logam Golongan 1 dan 2 dalam Susunan Berkala berturut-turut disebut logam-logam alkali dan alkali tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa.

Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam blok s karena hanya terdapat satu atau dua elektron pada kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s (sub kulit s) dan sifat logam-logam ini seperti energi ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron s ini membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan ion M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua elektron s2 terluarnya menghasilkan ion M2+. Sebagai akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan 1 dan 2 cenderung bersifat ionik.

Logam Alkali

  • Logam Alkali sangat reaktif, karena itu harus disimpan dalam minyak.
  • Sifat yang umum dimiliki oleh logam alkali adalah sebagai konduktor panas yang baik, titik didih tinggi, permukaan berwarna abu-abu keperakan.
  • Atom logam alkali bereaksi dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion bermuatan +1. Na → Na+ + 1 e-. Susunan elektron dari 2.8.1 o 2.8, yang merupakan konfigurasi elektron gas mulia.

Sifat lain logam alkali, memiliki titik leleh rendah, densitas rendah, sangat lunak.

Kecenderungan golongan alkali dengan meningkatnya nomor atom adalah:

Titik leleh dan titik didih menurun

Unsur lebih reaktif

Ukuran Atom membesar (jari-jari makin besar)

Densitas meningkat proportional dengan meningkatnya massa atom.

Kekerasan menurun

Jika dipanaskan diatas nyala api memberikan warna yang spesifik. Litium – merah, natrium – kuning, Kalium – lila/ungu, Cesium – biru.

tabel_data_logam_alkali

Logam Alkali Tanah

Dibandingkan dengan logam alkali pada periode yang sama :

  • Titik leleh dan titik didih lebih tinggi, lebih keras, lebih kuat dan lebih padat. Hal ini disebabkan karena terdapat dua delokalisas elektron per ion dalam kristal yang memberikan gaya elektronik lebih besar dengan muatan ion . M2+ yang lebih tinggi.
  • Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionik tetapi berbeda dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+ yang stabil.
  • Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa.
    • Dua elektron s terluar lepas. Sedangkan energi ionisasi ketiga sangat tinggi untuk membentu ion +3.

Golongan 2 yang stabil membentuk konfigurasi elektron gas mulia.

  • Contoh : ion kalsium, Ca2+, is 2,8,8 or 1s22s22p63s23p6 atau[Ar]
  • Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin meningkat.
  • Energi Ionisasi pertama atau kedua menurun
    • Karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar sangat jauh dari inti sehinga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang diperlukan untuk melepaskannya.
  • Potensial energi selalu meningkat dengan urutan . … ke 3 > 2 > 1, karena muatan inti yang sama menarik sedikit elektron yang rata-rata lebih dekat dengan inti. TETAPI dengan catatan IE ke 2 untuk golongan 1, IE ke 3 untuk golongan 2 menunjukkan menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan IE sebelumnya.
  • Jari-jari Atom atau ionik meningkat:
    • Disebabkan adanya kulit yang lebih banyak.
    • Jari-jari golongan 2 lebih kecil dari pada golongan 1.karena tarikan elektron dengan jumlah kulit yang sama.
    • Biasanya jari-jari ion holongan 2 M2+ lebih kecil dari pada golongan 1 M+ pada periode yang sama karena muatan inti meningkat.
  • Pada umumnya (tidak selalu) titik didih dan titik leleh menurun
    • Disebabkan peningkatan jari-jari ion dan meningkatnya muatan.
  • Lebih reaktif karena makin ke bawah makin mudah membentuk ion.
  • Electronegativity cenderung menurun:
  • Pola rumus molekul:
    • Rumus umum dapat ditulis M2O atau rumus ionik (M+)2O2- dimana M adalah Li sampai Fr atau Be sampai Ra.
Form Surat Pernyataan Ke Bali
Jika ada yang merasa hilang atau belum di beri saat tidak masuk sekolah tentang FORMULIR yang di beri dari sekolah tentang surat pernyataan Wisuda, ESQ, dan Perpisahan ke Bali

anda sekalian dapat mendownloadNya..di sini
Pembuatan Aluminium

Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit bumi. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:

1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni (alumina)
2. Tahap peleburan alumina
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult.
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Sumber: www.ibchem.com
Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2
Al2O3(l) ---> 2Al3+(l) + 3O2-(l)

Katode : Al3+(l) + 3e ---> Al(l)
Anode : 2O2-(l) ---> O2(g) + 4 e
C(s) + 2O2-(l) ---> CO2(g) + 4e